Semangat Muharram: Momentum Hijrah Menuju Pribadi Lebih Baik

Megapolis, 1 Muharram 1447 H – Umat Islam di seluruh dunia hari ini menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1447 Hijriah dengan penuh harap dan doa. Bulan Muharram bukan hanya penanda pergantian waktu dalam kalender Hijriyah, tetapi juga menjadi momentum penting untuk merenungi makna hijrah – berpindah dari kegelapan menuju cahaya, dari keburukan menuju kebaikan.

Di berbagai masjid dan lembaga keislaman di seluruh Indonesia, kegiatan menyambut Muharram digelar dengan beragam acara. Mulai dari doa bersama, tausiyah, pembagian santunan anak yatim, hingga pawai hijrah oleh para santri dan siswa sekolah Islam.

KH. Ahmad Fauzi, pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah di Jawa Barat, dalam ceramahnya menyampaikan bahwa hijrah tidak hanya berarti berpindah tempat secara fisik, tetapi yang lebih utama adalah hijrah hati dan akhlak.

“Hijrah hari ini adalah hijrah dari kebiasaan buruk menuju kebiasaan baik, dari lalai menjadi taat. Muharram adalah awal yang tepat untuk memperbarui niat dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT,” jelasnya.

Selain itu, bulan Muharram juga dikenal sebagai salah satu bulan haram (mulia) dalam Islam, di mana amalan baik sangat dianjurkan dan dosa dilipatgandakan. Umat Islam pun didorong untuk memperbanyak ibadah, termasuk puasa sunnah Tasu'a dan Asyura yang jatuh pada 9 dan 10 Muharram.

Pemerintah melalui Kementerian Agama juga mengajak masyarakat menjadikan momen tahun baru ini sebagai waktu untuk meningkatkan toleransi, kepedulian sosial, dan menjaga ukhuwah Islamiyah di tengah keberagaman bangsa.